A.
Definisi
Berasal dari kata Organ
(menurut bahasa Yunani). Tetapi, kita dapat mendefinisikan organisasi
sebagai sebuah wadah yang memiliki muliti peran dan didirikan dengan tujuan
mampu memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, dan tak terkecuali
kepuasan, dan tak terkecuali kepuasan bagi pemiliknya. Disisi lain, Stephen P.
Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, atas dasar yang
relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau kelompok
tujuan.
Pandangan organisasi
sebagai satu kesatuan menerjemahkan bahwa, setiap bagian dalam organisasi
saling berhubungan, permasalahan pada satu bagian akan turut mempengaruhi
bagian yang lain. Dengan pengaruh yang begitu tinggi seperti ini akan
menyebabkan kualitas dan kuantitas produktivitas juga akan turut mengalami
pengaruh baik peningkatan dan penurunan.
B.
Bentuk – bentuk Organisasi
Organisasi suatu bentuk
dan berhubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan
diri kepada perubahan, pada hakikatnya merupakan suatu bentuk yang dengan sadar
diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan. Secara umum
ada beberapa bentuk organisasi yang selama ini dipakai atau dianggap familiar
untuk diterapkan yaitu:
a)
Organisasi garis
Menganut konsep
yang bersifat vertical, yaitu dimana setiap perintah, kebijakan, aturan, dan
petunjuk penugasan bersumber dari atas ke bawah (Top Down). Organisasi garis (hierarki)
yang dipelopori H. Fayol menunjukan bahwa pada organisasi ini penanggung
jawab keputusan adalah pimpinan, dan penanggung jawab yang tertinggi adalah
pimpinan tertinggi, dst. Kondisi ini dianggap mudah dalam memahaminya, terutama
jika ingin mengecek kesalahan atau beberapa hambatan yang terjadi dan siapa
yang bertanggung jawab.
Menurut
Faisal Afif dkk. Ciri utama organisasi garis adalah:
ü
Adanya kesatuan pimpinan, yang
berarti setiap partisipasi dalam organisasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang
berada langsung diatasnya.
ü
Adanya hierarki kekuasaan yang jelas, yang
berarti setiap individu dalam organisasi adalah pemimpin dari tenaga kerja yang
berada dibawahnya, dan menjadi pelaksana terhadap atasannya.
Gambar 1.1 Bentuk organisasi garis
b)
Organisasi Fungsional
Memiliki konsep
yang menempatkan pelaksanaan pekerjaan secara terpisah dan setiap bagian
memiliki tanggung jawab masing-masing, namun tetap melakukan koordinasi secara continiu dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan ini
dapat terselesaikan secara sempurna, konsep organisasi ini dikembangkan oleh F.
W. Taylor sebagai penyempurna konsep organisasi garis.
Menurut
Faisal Afif dkk. Cirri-ciri dari organisasi fungsional yaitu,
ü
Adanya pemisah antara pimpinan dengan
perencanaan dan pelaksanaan, dengan tujuan membebaskan kerja dan mandor
kelompok dari pekerjaan-pekerjaan administrative.
ü
Adanya hubungan langsung antara bagian
perencanaan dan petugas pelaksana, sehingga setiap petunjuk dan pengarahan
dapat disampaikan langsung kepada para pelaksana tanpa melalui pimpinan
pelaksanaan.
ü
Adanya pembagian tugas pimpinan yang berkaitan
dengan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
c)
Organisasi Garis dan Staf
Merupakan organisasi garis dan bentuk dari penggabungan
model garis dan staf dengan mempelajari beberapa kelemahan yang timbul pada
kedua organisasi sebelumnya. H. Emerson menyusun organisasi garis staf, yakni
organisasi yang dilengkapi dengan staf ahli, yang disusun sebagai fungsionaris staf.
Dari
ketiga bentuk organisasi tersebut jika ingin diterapkan maka sebaiknya melihat
pada sisi yang paling representative dan
sesuai dari orang-orang yang mengisi manajemen tersebut. Karena jika bersifat
tidak sesuai maka nantinya akan menimbulkan dampak tidak baik berupa tidak
berjalannya dengan baik mekasnisme kerja di organisasi tersebut.
C.
Organisasi Sistem Tertutup dan Sistem
Terbuka
Kedua system tersebut
dipakai dan diterapkan berdasarkan pada kondisi yang disesuaikan pada
organisasinya dan dengan alasan masing-masing.
ü
Organisasi System Tertutup
Yaitu, organisasi
tersebut tidak memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar.
Bahkan dengan sistemnya yang demikian organisasi ini cinderung menjauh dari
lingkungan luar. Akibatnya, organisasi ini cinderung kaku, dan itu terakumulasi
dalam kebijakan yang dihasilkan. Dampaknya akan lebih terasa pada saat
organisasi ini mengalami masalah, misalnya: demo karyawan, mogok kerja,
kecelakaan kerja dsb. Keputusan yang dihasilkan pun bukan berupa win-win solution atau dalam artian pihak
manajemen perusahaan dan para karyawan sama-sama saling menguntungkan, tetapi kebijakan yang dihasilkan malah win-lose solution atau keputusan hanya
menguntungkan pihak pimpinan tanpa memperdulikan nasib para karyawan.
ü
Organisasi System Terbuka
Yaitu, organisasi
memiliki tingkat interaksi tinggi dengan lingkungan luar. Dan cinderung
interaktif serta dinamis dalam menganggapi setiap bentuk perubahan yang
terjadi. Konsep organisasi ini mengedepankan kebersamaan dam memiliki
kepedulian tinggi pada lingkungan bisnis, baik internal ataupun eksternal. Fremont
E. Kast dan James Rosenweig mengatakan “ organisasi adalah suatu system terbuka
yang saling mempertukarkan (Exchange)
informasi, energy, dan material dengan lingkungannya”.
Lebih jauh Wahyudi
menegaskan bahwa, “ Sistem terbuka pada hakikatnya merupakan proses
transformasi dari masukan yang menghasilkan keluaran, transformasi merupakan
proses pendaya gunaan input yang berupa sumber fisik, informasi, kebutuhan,
pelanggan, teknologi dan manajemen. Sedangkan keluaran dari organisasi adalah
masukan dari lingkungannya. Pada realita saat ini, organisasi cenderung
menerapkan system terbuka dengan alasan untuk mewujudkan visi dan misi pada
perubahan lingkungan secara berkesinambungan.
D.
Organisasi Sistem dalam Perspektif
Manajemen Kepemimpinan
Bila melihat kedua system organisasi diatas, dan menghubungkannya dengan
konsep manajemen kepemimpinan modern. Maka organisasi dengan system terbuka menjadi
jauh lebih menarik untuk dikelola dan dipimpin, dibandingkan dengan organisasi
system tertutup. Ini disebabkan organisasi dengan system terbuka telah terbiasa
untuk menerima perubahan, tanpa terkecuali masuknya berbagai komisaris dan
pergantian top manajemen perusahaan, dimana semua itu dilihat sebagai bagian
dari keputusan untuk pembaharuan perusahaan kea rah yang lebih baik.
E.
Organisasi dan Manajemen Kepemimpinan
Setiap organisasi dan
semua organisasi apapun senisnya pasti memiliki dan memerlukan seorang pimpinan
tertinggi atau manajer tertinggi yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) bagi keseluruhan organisasi
sebagai satu kesatuan. Karena dengan adanya kepemimpinan yang syah tersebut
suatu organisasi dapat menentukan arah kemana akan dituju. Penegasan seorang
pemimpin menjalankan fungsinya secara baik diharapkan lebih jauh akan mampu
mewujudkan berbagai rencana serta strategi organisasi secara utuh. Sondang P.
Siagian menjelaskan bahwa fungsi-fungsi kepemimpinan terdiri dari:
- Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi,
- Pimpinan sebagai komunikator yang aktif,
- Pimpinan sebagai mediator dan,
- Pimpinan sebagai integrator.
Berbagai macam
konflik di organisasi terjadi karena lemahnya kemampuan pimpinan dalam
mengkomunikasikan berbagai pemikiran dan gagasan untuk bisa ditangkap serta
diterjemahkan oleh berbagai pihak. Kasus kegagalan pemimpin dalam
mengkomunikasikan ide, pemikiran, ruang lingkup, wewenang, dan batasan kerja
yang dimiliki ini juga terjadi diberbagai bentuk organisasi, baik di organisasi
bisnis, kemasyarakatan, bahkan dipemerintahan.
Kekuasaan atau
otoritas banyak jenisnya sebagaimana
dikemukakan, oleh George R. Terry dan Stephen Franklin (1982:344-345) terdapat
lima kerangka dasar kekuasaan (power)
yang terdiri dari:
(1)
Berdasarkan paksaan (coercive power),
(2)
Berdasarkan penghargaan (reward power),
(3)
Berdasarkan kekuatan posisi jabatan (legitimate power),
(4)
Berdasarkan keahlian (expert power),
(5)
Berdasarkan referensi (reference power).
Salah satu didikan pemimpin adalah mendisiplinkan
setiap karyawan yang dianggap lalai atau mangkir dalam tugas. Seyogyanya
pemimpin paham bahwa posisinya sebagai pemimpin disebuah organisasi adalah
amanah, artinya seseorang ditempatkan sebagai pemimpin bertugas untuk melakukan
tindakan sesuai dengan aspirasi banyak banyak pihak, khususnya mereka yang langsung
berada dibawah kendalinya. Sehingga jelas bagi kita jika pemimpin disebuah
organisasi bertugas untuk menempatkan dirinya sebagai bagian yang paling
bertanggung jawab untuk mengembangkan organisasi tersebut.
Ada beberapa solusi secara umum dalam menyelesaikan berbagai
masalah dibidang organisasi, yaitu:
- Organisasi yang baik akan melakukan evaluasi secara rutin oleh mereka yang berkompeten dengan tujuan agar organisasi tersebut dapat terus berjalan pada relnya.
- Mengedepankan konsep buttom up jika ingin merubah konsep organisasi dari model domestic ke internasional. Agar organisasi tersebut siap dalam melakukan perubahan mulai dari tingkat bawah ke atas.
- Dalam mengubah bentuk organisasi sari model garis ke fungsional hingga model garis dan staf harus bercermin pada konsep representatis, sehingga sesuai dengan kondisi di organisasi tersebut. Karena jika sifatnya tidak sesuai maka akan menimbulkan dampak tidak berjalannya mekanisme organisasi tersebut.
- Menerapkan konsep terbuka untuk mewujudkan visi dan misi dibutuhkan konsep “high adaption” pada perubahan lingkungan secara berkesinambungan.
- Menyelesaikan masalah serius dengan berkonsultasi pada para ahli manajemen, karena masukan (advise) dari para ahli manejemen memungkinkan penyelesaian masalah sesuai koridor konsep manajemen organisasi.Solusi-solusi diatas merupakan yang umum diterapkan oleh pemimpin. Sedangkan sifat kasusnya harus dilihat pada bentuk organisasibersangkutan serta ruang lingkup aktivitas keorganisasian tersebut.
Sumber: --------------
1 komentar:
lupa pasword..
Posting Komentar