Takut, sedih, atau gembira bisa sontak membuat kita mengeluarkan air mata. Sayang, seringkali kita membendung keluarnya air tersebut karena malu. Ada ketakutan karena menangis akan membuat kita dianggap lemah dan cengeng. Padahal penelitian membuktikan menangis bisa bebaskan kita dari stres dan emosi yang melingkupi.
Studi medis yang dilakukan oleh Dr William H. Frey II, ahli biokimia di St Paul-Ramsey Medical Centre di Minnesota menemukan menangis bisa jadi alat untuk mengeluarkan zat-zat yang berhubungan dengan stres keluar dari tubuh. Sebut saja hormon prolaktin,adrenocorticotropic (ACTH) dan leucine enkephalin.
Saat stres, ACTH merupakan salah satu hormon berkadar tinggi di dalam tubuh. ACTH merupakan hormon yang dikeluarkan kelenjar pituitari dan menjadi sinyal bagi adrenalin untuk memproduksi lebih banyak kortisol. Seperti yang kita ketahui selama ini, kortisol merupakan hormon yang diproduksi saat stres. Lebih banyak ACTH, lebih banyak pula kortisol yang ada dalam darah.
Kadar kortisol yang tinggi dalam tubuh otomatis akan meningkatkan gula darah dan menaikkan tekanan darah. Alhasil, hal ini juga meningkatkan risiko kita terkena beberapa jenis penyakit, seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas.
Dengan dikeluarkannya zat-zat tersebut bersama air mata, tak aneh apabila kemudian tubuh dan mood menjadi jauh lebih baik. Kadar stres pun turun seiring berkurangnya kadar kortisol dalam darah.
“Menangis dapat membantu melepaskan ketegangan dan stres, sama baiknya dengan mengekspresikan emosi. Ketika kita sedang marah dan stres, kita memiliki ketimpangan zat kimia dalam tubuh. Dan menangis membantu mengurangi hal tersebut,” ungkap Dr Abigael San, psikolog bidang klinis dari University College London.
0 komentar:
Posting Komentar